Selasa, 23 Februari 2010

AJARAN PSHT





sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan; demikian pun kehidupan manusia sebagai mahkluk Tuhan yang terutama, hendak menuju keabadian kembali kepada causa prima titik tolak segala sesuatu yang ada, melalui tingkat ke tingkat namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya. SETIA HATI sadar menyakini akan hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “SANG MUTIARA HIDUP” bertahta. Pencak silat salah satu ajaran SETIA HATI dalam tingkat pertama berintikan seni olah raga yang mengandung unsur pebelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan dan kebahagiaan dari kebenaran terhadap setiap penyerang; dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan dari kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah insan, mahkluk atau kekuatan yang diluar dirinya; Oleh karena itu pencak silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi Maka SETIA HATI pada hekekatnya tanpa mengingkari segala martabat-martabat keduniawian, tindak kandas/tenggelam pada jajaran Pencak Silat sebagai pendidikan ketubuhan saja, melainkan lebih menyelami kedalam lambang pendidikan kejiawaan untuk memiliki sejauh-jauh kepuasan hidup abadi lepas dari pengaruh rangka dan suasana. Sekedar syarat bentuk lahir, disusunlah Organisasi dalam rangka “Persaudaraan Setia Hati Terate”, sebagai ikatan antara saudara “SETIA HATI” (SH) dan lembaga yang bergawai sebagai pembawa dan pemancar cita.




Terdapat lima dasar ajaran yang diluncurkan Persaudaraan Setia Hati Terate dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Kelima dasar ajaran itu terangkum dalam konsep pembelajaran yang dinamakan “Panca Dasar” yaitu Persaudaraan, Olah Raga, Seni, Bela Diri, dan Kerokhanian.



Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam Panca Dasar tersebut PSHT berupaya membimbing warganya untuk memiliki lima watak dasar yaitu :



1. Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberani dan tidak takut mati.
3. Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan.
4. Sederhana.
5. Mamayu Hayuning Bawana (berusaha menjaga kelestarian, kedamaian, dan ketentraman hati).
Melengkapi eksistensi sebagai organisasi cinta perdamaian, PSHT memformat warganya lewat beberapa butir filsafat perjuangan hidup, antara lain



1. Sepira gedhining sengsara yen tinampa among dadi coba (seberat apapun cobaan yang diterima manusia jika dijalani dengan lapang dada akan diperoleh hikmah yang tidak terkira.)
2. Sak apik-apike wong yen aweh pitulungan kanthi dhedhemitan (Sebaik-baiknya manusia jika memberikan pertolongan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tidak perlu diketahui orang lain).
3. Aja waton ngomong ning ngomong kang ngango waton (jangan suka berbuat jelek pada sesama berbuatlah kebajikan pada sesama).
4. Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe senenge liyan (jangan suka mencelakakan orang lain, tidak ada jeleknya membuat senang orang lain).
5. Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa (jangan merasa diri paling super, tapi sadar diri dan sadar akan keberadaan orang lain).
6. Ngundhuh wohing pakarti, sapa nandur bakal ngundhuh (segala darma pasti akan berubah, apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali pada diri kita sendiri).

PERATURAN PERTANDINGAN, TEKNIK TANDING, TEKNIK PEREGANGAN DAN JURUS TUNGAL BAKU

Taufik Hidayat S.Pd.I
thaufiexroshan@yahoo.co.id
Persaudaraan Setia Hati Terate
Cabang kampar
v LATAR BELAKANG
Pada Kongres PERSILAT tahun 1998, Jurus Tunggal Baku ditetapkan menjadi salah satu
kategori yang dipertandingkan. Jurus ini disusun oleh tim yang anggotanya terdiri dari
pakar pencak silat dari empat negara pendiri PERSILAT, yaitu:
§ IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
§ PERSISI (Persekutuan Silat Singapura)
§ PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
§ PERSIB (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam)
Seluruh gerak yang terdapat di dalam jurus ini diharapkan dapat mewakili gerak pencak
silat yang sudah disepakati sebagai beladiri asli dari kawasan Asia Tenggara. Di samping
itu dengan adanya rangkaian jurus standar internasional ini dapat pula digunakan sebagai
sarana pemersatu seluruh insan pencak silat.
Peraturan Pertandingan Pencak Silat Antarabangsa yang telah ditetapkan dalam Rapat
Teknik PERSILAT pada tanggal 26 September 1998 tersebut tidak boleh diubah oleh
lembaga organisasi apapun kecuali oleh PERSILAT dan harus diikuti serta dilaksanakan
oleh seluruh anggotanya, termasuk Indonesia sebagai salah satu Anggota Pendiri
PERSILAT.
Namun, disebabkan Peraturan Pertandingan PERSILAT tersebut dirasakan masih
terdapat beberapa kekurangan yang perlu dijelaskan secara lebih rinci dalam teknis
pelaksanaannya, maka pada MUNAS IPSI X yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 16 – 18 September 1999 disepakati perlunya diberikan penjelasan-penjelasan
yang tidak mengubah secara prinsip peraturan pertandingan tersebut. Oleh sebab itu,
maka Penjelasan Peraturan Pertandingan ini juga bersifat mengikat serta harus dipatuhi
dan dilaksanakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia dan semua jajarannya. Di bawah ini
akan diuraikan peraturan tentang pertandingan pencak silat Antarabangsa kategori
TUNGGAL yang diambil dari Penjelasan Peraturan Pertandingan hasil Munas.
v PERATURAN PERTANDINGAN
o Penggolongan Pertandingan dan Ketentuan tentang Umur
Penggolongan pertandingan Pencak Silat menurut umur dan jenis kelamin untuk semua
kategori terdiri atas:
1. Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 17 tahun
s/d 35 tahun.
2. Pertandingan Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 14 tahun
s/d 17 tahun.
Kebenaran tentang umur pesilat yang mengikuti pertandingan dibuktikan dengan Akte
Kelahiran /Ijasah/ paspor (aslinya diperlihatkan pada saat pendaftaran).
o Gelanggang
Pertandingan dapat dilaksanakan dalam gelanggang berupa lantai yang dilapisi matras
dengan tebal maksimal 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul, boleh ditutup
dengan alas yang tidak licin, berukuran 10 m x 10 m dengan warna dasar hijau terang
dan garis berwarna putih sesuai dengan keperluannya, disediakan oleh Komite
Pelaksana. Gelanggang penampilan untuk kategori Tunggal adalah bidang gelanggang
dengan ukuran 10 m x 10 m.
o Pakaian
Pakaian Pencak Silat model standar, warna bebas dan polos (celana dan baju boleh
dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala dan kain samping warna
polos atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada peserta. Boleh
memakai badge IPSI di dada sebelah kiri.
o Senjata
Golok atau parang dengan ukuran antara 30 cm s.d. 40 cm dan Tongkat terbuat dari
rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm s.d. 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm
s.d. 3,5 cm.
o Waktu Pertandingan
Waktu penampilan adalah 3 (tiga) menit.
o Tata Cara Pertandingan
1. Pelaksanaan pertandingan didahului dengan masuknya para Juri dari sebelah
kanan Ketua Pertandingan dan setelah memberi hormat serta menyampaikan
laporan tentang akan dimulainya tugas penjurian kepada Ketua Pertandingan, para
Juri mengambil tempat yang telah ditentukan.
2. Senjata yang akan dipergunakan sudah diperiksa dan disahkan oleh Ketua
Pertandingan, kemudian diletakkan pada standar yang disediakan oleh Panitia
Penyelenggara.
3. Pesilat yang akan melakukan peragaan, memasuki gelanggang dari sebelah kiri
Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang ditentukan, menuju ke titik tengah
gelanggang. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan selanjutnya berbalik
untuk memberi hormat kepada para Juri.
4. Sebelum peragaan dimulai Ketua Pertandingan memberi isyarat dengan bendera
kuning kepada para Juri, Pengamat Waktu, dan Aparat Pertandingan lainnya agar
bersiap untuk memulai tugas.
5. Setelah selesainya pembukaan salam PERSILAT, gong tanda waktu dimulainya
pertandingan dibunyikan, dan peserta pertandingan langsung melaksanakan
peragaan tangan kosong dilanjutkan dengan bersenjata. Berakhirnya waktu yang
ditetapkan ditandai dengan bunyi gong.
6. Setelah waktu peragaan berakhir, pesilat memberi hormat kepada Juri dan Ketua
Pertandingan dari titik tengah gelanggang, dan selanjutnya meninggalkan
gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang telah
ditentukan.
7. Para Juri kemudian memberikan penilaian untuk peragaan yang baru saja
berlangsung selama 30 (tiga puluh) detik.
8. Pengamat Waktu mencatat dan menandatangani formulir Catatan Waktu Peragaan
Pesilat untuk disahkan oleh Ketua Pertandingan dan segera diumumkan untuk
diketahui oleh Juri yang bertugas.
9. Pembantu Gelanggang mengambil formulir hasil penilaian Juri dan menyerahkan
kepada Dewan Juri.
10. Setelah selesai perhitungan para Juri meninggalkan tempatnya secara tertib
menuju Ketua Pertandingan, memberi hormat dan melaporkan tentang selesainya
pelaksanaan tugas. Selanjutnya para Juri meninggalkan gelanggang dari sebelah
kiri Ketua Pertandingan.
o Aturan Bertanding.
1. Peserta menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit terdiri atas tangan
kosong dan selanjutnya menggunakan senjata golok/parang dan tongkat. Toleransi
kelebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima) detik. Bila penampilan lebih dari
batas toleransi waktu yang diberikan akan dikenakan hukuman.
2. Jurus Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak, kebenaran rincian teknik
jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan dan penjiwaan yang
ditetapkan untuk jurus ini.
3. Tidak diperkenankan bersuara selama waktu peragaan.
4. Bila pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya karena kesalahannya, peragaan
dihentikan oleh Ketua Pertandingan dan pesilat yang bersangkutan tidak mendapat
nilai.
o Hukuman, Undur Diri, dan Diskualifikasi
Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena kesalahan terdiri atas:
a. Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus.
- Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta setiap kali yang
bersangkutan melakukan kesalahan dalam rincian gerak dan kesalahan
urutan rincian gerak.
- Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta untuk setiap gerakan
- yang tertinggal (tidak ditampilkan).
- Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta setiap kali yang
bersangkutan menampilkan urutan jurus yang salah.
b. Faktor Waktu (Peragaan kurang atau lebih dari 3 menit).
- Penampilan kurang atau lebih dari 6 s.d. 15 detik dikenakan pengurangan nilai
10.
- Penampilan kurang atau lebih dari 16 s.d. 30 detik dikenakan pengurangan nilai
15.
- Penampilan kurang atau lebih dari di atas 30 detik dikenakan pengurangan nilai
20.
c. Faktor Lain-lain.
- Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang
bersangkutan keluar dari gelanggang (10 m x 10 m).
- Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang
bersangkutan lepas senjatanya di luar yang ditentukan.
- Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang
bersangkutan memperdengarkan suara mulut (vokal).
- Pengurangan nilai 10 (sepuluh) dikenakan kepada peserta yang memakai
pakaian yang tidak sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku (tidak
sempurna)
d. Undur Diri.
Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah tiga kali pemanggilan oleh Sekretaris
Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk memperagakan Kategori Tunggal.
e. Diskualifikasi.
- Penilaian terhadap peserta menjadi batal, bila setelah berakhirnya penampilan
didapati bahwa ada jurus yang tidak dipergakan oleh peserta. Dalam hal ini
peserta dikenakan hukuman diskualifikasi.
- Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang menyimpang dari
ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifikasi.
o Penilaian
Penilaian terdiri atas:
a. Nilai kebenaran yang mencakup unsur:
- Kebenaran gerakan dalam setiap jurus.
- Kebenaran urutan gerakan.
- Kebenaran urutan jurus,
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan Jurus Tunggal Baku (100 gerakan)
dikurangi nilai kesalahan.
b. Nilai kemantapan yang mencakup unsur:
- Kemantapan gerak.
- Kemantapan irama gerak.
- Kemantapan penghayatan gerak.
- Kemantapan tenaga dan stamina.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) s.d. 60 (enam puluh) angka yang dinilai
secara total/terpadu di antara keempat unsur Kemantapan.
o Penentuan dan Pengumuman Pemenang
• Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk penampilannya.
• Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai
kebenaran tertinggi.
• Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta yang mempunyai nilai
kemantapan, penghayatan, dan stamina tertinggi.
• Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai
hukuman terkecil untuk ketepatan waktu.
• Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai
hukuman terkecil.
• Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi oleh Ketua Pertandingan
disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri, dan Tim Manajer pesilat yang
bersangkutan.
• Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan setelah para Juri
menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap kategori Jurus Tunggal
Baku.
v TEKNIK TANDING
Ø Memilih Dan Mengaplikasikan Jurus Sesuai Dengan Peraturan
Pertandingan
Kategori tanding adalah salah satu bentuk pertandingan pencak silat di
samping kategori tunggal, ganda dan regu. Jurus-jurus yang digunakan dalam
kategori tanding semuanya berasal dari kaidah beladiri pencak silat, namun tidak
semua jurus dapat digunakan karena dalam peraturan pertandingan ada batasanbatasan
yang harus diperhatikan, di antaranya faktor keselamatan pesilat dan
obyektivitas dalam penilaian. Oleh karena itu dalam pertandingan pencak silat
kategori tanding tidak akan ditemukan jurus-jurus yang membahayakan dan
berakibat fatal bagi lawannya seperti mencengkram leher, menjambak rambut,
menusuk mata, atau mematahkan sendi. Jurus-jurus tersebut merupakan bentuk
pelanggaran berat, padahal justru teknik seperti itulah yang sering diajarkan di
perguruan pencak silat sebagai bagian dari teknik beladiri.
Definisi pertandingan pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang
menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling
berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu
menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran dan menjatuhkan lawan,
penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang,
menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus
untuk mendapatkan nilai terbanyak. Adapun yang dapat dijadikan sasaran sah dan
bernilai adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan dari pusat ke kemaluan, yaitu
dada, perut (pusat ke atas), rusuk kiri dan kanan, dan punggung atau bagian belakang
badan.
Di dalam praktek, suatu perguruan pencak silat yang memiliki teknik beladiri bagus,
belum tentu menang dalam pertandingan pencak silat kategori tanding. Mengapa?
Banyak faktor yang menyebabkannya, namun yang paling berperan adalah atlet dan
pelatihnya kurang menguasai peraturan pertandingan, sehingga menyebabkan
kecolongan dalam pengumpulan nilai, atau mendapat diskualifikasi karena melakukan
pelanggaran berat, misalnya menyerang daerah terlarang.
Tentu saja hal tersebut sering mengakibatkan kesalahfahaman antara atlet/pelatih
dengan juri/wasit yang memimpin pertandingan. Bukan suatu yang aneh apabila ada
pesilat yang mengajukan protes karena merasa seharusnya dia yang menang, namun
menurut keputusan juri ia dinyatakan kalah. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila
semua fihak di kalangan persilatan menguasai dengan benar peraturan pertandingan
pencak silat yang berlaku.
Ada beberapa hal yang bisa ditempuh oleh perguruan-perguruan pencak silat yang
baru pertama kali akan mengikuti pertandingan pencak silat ketegori tanding:
- Pelatih harus menguasai dengan benar peraturan pertandingan yang berlaku,
misalnya dengan mengikuti penataran-penataran yang biasanya diselenggarakan
oleh IPSI.
- Usahakan agar pengetahuan mengenai peraturan pertandingan pencak silat masuk
ke dalam kurikulum latihan di perguruan, sehingga setiap pesilat/anggota dapat
memahaminya dengan baik.
- Usahakan agar ilmu kesehatan dan olahraga masuk ke dalam kurikulum latihan,
karena selain kemahiran teknik faktor fisik memiliki peranan penting dalam
pertandingan.
- Pilihlah jurus-jurus yang paling memungkinkan dapat digunakan dalam pertandingan
untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
- Sediakan peralatan yang menunjang dalam mempersiapkan diri mengikuti
pertandingan, seperti sansak, target, body protector, dan lain-lain.
- Adakan kejuaraan intern di perguruan yang menggunakan peraturan IPSI.
- Seringlah mengadakan sparring partner (latih tanding) di perguruan pada setiap
latihan.
- Adakan training center (pemusatan latihan) dalam waktu yang memadai sebelum
menghadapi suatu event kejuaraan.
- Seringlah menyaksikan pertandingan-perrtandingan pencak silat.
Apabila point-point tersebut di atas dapat dilaksanakan, maka suatu perguruan sudah
bisa dikatakan siap untuk berpartisipasi mengikuti pertandingan pencak silat pada
kategori tanding.
.
Ø SERANGAN LANGSUNG
Serangan langsung dapat dilakukan terhadap posisi atau sikap pertahanan lawan yang
diperkirakan lemah. Anda perlu memperkirakan jarak ideal anda dengan lawan. Jarak
yang terlalu jauh memerlukan waktu yang relatif lebih lama dalam menjangkau sasaran.
Selain itu lawan akan mudah menerka ke mana arah serangan, sehingga lawan akan
mudah mengantisipasinya. Demikian pula jarak yang terlalu dekat menjadikan
serangan menjadi tidak efektif.
Teknik serangan langsung memerlukan kecepatan tinggi, karena harus dianggap
bahwa lawan berada dalam posisi siaga penuh saat menunggu serangan anda. Namun
di sisi lain anda juga harus jeli dalam menilai sikap lawan. Perhatikan saat lawan
lengah, tentukan waktu yang tepat untuk melancarkan serangan langsung. Tenaga
yang akan dikeluarkan juga harus memiliki tenaga ledak (explosive) tinggi untuk
mendapatkan hasil yang optimal.(Graspuzi)
A. Serangan langsung yang mendapat nilai 1 (satu)
Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran tanpa terhalang oleh
tangkisan, hindaran, atau elakan lawan. Serangan dengan tangan yang dinilai
adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan teknik serangan
menggunakan tangan dalam bentuk apapun, bertenaga, mantap, tanpa terhalang
oleh tangkisan atau elakan dengan dukungan kuda-kuda atau tumpuan kaki yang
baik. Di samping itu harus diperhatikan jarak jangkauan yang tepat dan lintasan
serangan yang benar.
B. Serangan langsung yang mendapat nilai 2 (dua)
Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran tanpa terhalang oleh tangkisan,
hindaran, atau elakan lawan. Serangan dengan kaki yang dinilai adalah serangan
yang masuk pada sasaran, menggunakan teknik serangan menggunakan kaki
dalam bentuk apapun, bertenaga, mantap, tidak disertai tangkapan/pegangan, tanpa
terhalang oleh tangkisan atau elakan dengan dukungan kuda-kuda atau tumpuan
kaki yang baik. Di samping itu harus diperhatikan jarak jangkauan yang tepat dan
lintasan serangan yang benar.
C. Serangan langsung yang mendapat nilai 3 (tiga)
Teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan. Teknik jatuhan yang dinilai adalah
berhasilnya pesilat menjatuhkan lawan sehingga bagian tubuh dari lutut ke atas
menyentuh matras.
v TEKNIK PEREGANGAN
Peregangan adalah salah satu bentuk persiapan awal dalam melakukan aktivitas
olahraga, termasuk olahraga beladiri. Pada perguruan beladiri moderen biasanya
dalam latihan sudah dimasukkan unsur ilmu kesehatan dan olahraga, di antaranya
teknik peregangan. Teknik peregangan perlu dikuasai oleh para pelatih dan atlet
karena manfaatnya sangat besar, namun tentu saja setiap cabang olahraga di
samping memiliki teknik peregangan yang bersifat umum juga memiliki teknik
peregangan yang lebih spesifik. Pada kesempatan ini sebagai pendahuluan akan
diuraikan beberapa manfaat melakukan pemanasan, peregangan, serta beberapa
kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan peregangan.
Sebelum melakukan peregangan sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemanasan
(warm-up), walaupun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa pemanasan sebaiknya
dilakukan setelah melakukan peregangan. Pemanasan merupakan salah satu bagian
dasar dari program latihan permulaan yang terdiri dari sekelompok latihan yang dilakukan
pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga.
Beberapa manfaat melakukan pemanasan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.
2. Menaikkan aliran darah melalui otot-otot aktif.
3. Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan bekerjanya sistem
jantung dan pembuluh darah (cardiovaskular).
4. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
5. Meningkatkan pertukaran (pengikatan) oksigen dalam hemoglobin.
6. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang memerintah gerakan tubuh.
7. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga memudahkan
otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien.
8. Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet.
9. Mengurangi adanya ketegangan pada otot.
10. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang
atau meregang.
11. Terjadi peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.
Intensitas dan lamanya waktu dalam melakukan pemanasan sebaiknya disesuaikan
dengan kemampuan fisik atlet dan kondisi yang ada. Pada intinya, pemanasan tersebut
harus dilakukan cukup intensif untuk meningkatkan suhu tubuh sehingga menyebabkan
berkeringat, akan tetapi jangan melakukan pemanasan terlalu berlebihan sehingga
menyebabkan keletihan. Pada cuaca yang dingin latihan pemanasan tersebut dapat
dilakukan secara lebih intensif lagi.
Setelah selesai melakukan pemanasan, barulah mulai melakukan peregangan. Salah satu
tujuan peregangan adalah untuk mencapai kelenturan, yaitu kemampuan untuk
menggerakkan otot beserta persendian pada seluruh daerah pergerakan. Meskipun
demikian, peregangan hanya bermanfaat apabila dilakukan secara benar sebagaimana
mestinya. Beberapa alasan mengapa para atlet melakukan peregangan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kelenturan tubuhnya adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kebugaran fisik seorang atlet.
2. Bisa mengoptimalkan daya tangkap, latihan, dan penampilan atlet pada berbagai
bentuk gerakan yang terlatih.
3. Dapat meningkatkan mental dan relaksasi fisik atlet.
4. Dapat meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh atlet.
5. Dapat mengurangi risiko keseleo sendi dan cedera otot (kram)
6. Dapat mengurangi risiko cedera punggung
7. Dapat mengurangi rasa nyeri otot.
8. Dapat mengurangi rasa sakit yang menyiksa pada saat menstruasi bagi atlet wanita.
9. Dapat mengurangi ketegangan otot.
Di samping manfaat tersebut di atas, ternyata pada beberapa hal tertentu peregangan
tidak dianjurkan untuk dilakukan, bahkan boleh dikatakan jangan dilakukan bagi orangorang
yang berada dalam keadaan sebagai berikut:
• Tulang sukar digerakkan.
• Sedang mengalami patah tulang.
• Telah teridentifikasi maupun terdapat gejala peradangan atau infeksi akut pada
daerah sekitar sendi.
• Telah teridentifikasi maupun terdapat gejala osteoporosis.
• Terjadi rasa sakit yang akut dan menyiksa pada pergerakan sendi maupun pada
saat pemanjangan otot (elongasi).
• Baru mengalami cedera keseleo atau ketegangan pada otot.
• Sedang menderita karena penyakit tertentu pada pembuluh darah maupun penyakit
kulit.
• Terdapat pengurangan atau penurunan fungsi pada daerah pergerakan.
Sebelum memulai melakukan program peregangan anda harus memperhatikan petunjukpetunjuk
berikut ini:
• Berkunjung ke dokter dan melakukan pemeriksaan medis setiap akan memulai
program latihan.
• Selalu mengutamakan keselamatan anda dan menghindari cedera pada tubuh
anda.
• Identifikasikan tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dan realistis dalam
melakukan peregangan.
• Tidak melakukan peregangan segera setelah makan.
• Perut dalam keadaan kosong sebelum melakukan peregangan, demikian juga
kandung kemih.
• Mengenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
• Sebaiknya menanggalkan perhiasan yang dipakai.
• Hindari gula-gula, manisan, dan permen karet.
• Memilih tempat yang bersih dan tenang.
• Lakukan peregangan pada permukaan tempat yang tidak licin (mempergunakan
alas atau matras yang kuat).
Sebelum mulai melakukan peregangan rutin, usahakan selalu mengikuti pedoman berikut
:
1. Latihan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan peregangan.
2. Tingkatkan sikap mental positif.
3. Identifikasi kelompok otot yang akan diregangkan.
4. Lakukanlah gerakan-gerakan peregangan secara perlahan-lahan dan berirama.
5. Gunakan instruktur yang tepat dan berusaha melakukan gerakan peregangan
secara benar dan terarah.
6. Menghirup udara secara normal dan tanpa beban serta tekan hembusan napas
(secara perlahan-lahan) pada saat melakukan gerakan peregangan.
7. Lakukan peregangan selama 20 – 30 detik kemudian rileks. Jangan memaksa
melakukan peregangan di luar kemampuan tubuh anda.
8. Berkonsentrasi dan menghayati aktivitas peregangan.
9. Mengantisipasi dan berkomunikasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi
apabila melakukan peregangan dengan teman anda.
10. Mengawali dan mengakhiri setiap gerakan peregangan dengan hati-hati.
Disarikan dari Buku 300 Teknik Peregangan Olahraga – Nichael J. Alter, MS.
Ø PEREGANGAN TANPA PASANGAN
Sebagai pedoman, pada umumnya tahapan-tahapan dalam melakukan peregangan
adalah sebagai berikut: Hembuskan nafas pada proses membentuk sikap tertentu,
kemudian bertahan pada posisi meregang dalam hitungan tertentu, dan diakhiri
dengan mengendurkan otot kembali. Lakukan bagian kanan dan kiri secara
bergantian.
Anda dapat memodifikasi jenis peregangan ini dengan teknik-teknik yang lain, namun
harus dengan bimbingan seorang yang ahli, karena sebagaimana telah diterangkan,
apabila peregangan dilakukan tanpa cara yang benar, bukan manfaat yang didapat
melainkan cedera yang mungkin terjadi. (Graspuzi)
Dorong dagu ke atas sambil
tengadah.
Tarik belakang kepala ke
depan sambil menunduk.
Dorong dagu ke samping
sambil menoleh ke samping.
Tarik kepala ke samping
sambil memiringkan kepala.
Simpan tangan di depan
badan. Tarik sikut ke
belakang.
Simpan tangan di belakang
kepala. Tarik sikut ke bawah.
Pilin jari tangan. Angkat
kedua tangan ke atas
Pilin jari tangan. Angkat
kedua tangan ke atas
kemudian miringkan ke
samping.
Rentangkan tangan ke depan.
Tarik jari ke arah badan.
Tekan punggung telapak
tangan ke samping bagian
dalam.
Tekuk lutut depan. Luruskan
kaki belakang.
Tekuk lutut belakang.
Luruskan kaki depan sambil
merendahkan badan.
Duduk bersila. Kedua telapak
kaki dirapatkan, lutut
diturunkan.
Kepala menyentuh punggung
telapak tangan yang
menempel di lantai.
Kaki diluruskan ke depan.
Kepala menyentuh lutut.
Ø PEREGANGAN BERPASANGAN
Sebagai pedoman, pada umumnya tahapan-tahapan dalam melakukan peregangan
berpasangan tidak berbeda dengan peregangan tanpa pasangan, yaitu: Hembuskan
nafas pada proses membentuk sikap tertentu, kemudian bertahan pada posisi
meregang dalam hitungan tertentu. Kedua orang yang sedang berlatih harus selalu
berkomunikasi. Yang berperan sebagai pembantu harus tahu batas daya regang otot
temannya, demikian juga yang sedang melakukan peregangan harus memberitahu
pada temannya, apakah sudah cukup atau belum. Akhiri peregangan dengan
mengendurkan otot kembali. Lakukan bagian kanan dan kiri secara bergantian.
Peregangan berpasangan dapat dilakukan sambil berdiri, duduk, atau berbaring. Anda
dapat memodifikasi jenis peregangan ini dengan teknik-teknik yang lain, namun harus
dengan bimbingan seorang yang ahli, karena sebagaimana telah diterangkan, apabila
peregangan dilakukan tanpa cara yang benar, bukan manfaat yang didapat melainkan
cedera yang mungkin terjadi. (Graspuzi)
o PEREGANGAN BERPASANGAN SAMBIL BERDIRI
o PEREGANGAN BERPASANGAN SAMBIL DUDUK
o PEREGANGAN BERPASANGAN SAMBIL BERBARING
v JURUS TUNGGAL BAKU
JURUS TANGAN KOSONG
Anda pernah menyaksikan iklan salah satu produk rokok yang
menampilkan jurus-jurus pencak silat di televisi? Itulah cuplikan
jurus pertama dari Jurus Tunggal Baku. Jurus ini terdiri dari tiga
kelompok rangkaian gerak, yaitu kelompok rangkaian gerak
tangan kosong yang terdiri dari tujuh jurus, kelompok rangkaian
gerak bersenjata golok yang terdiri dari tiga jurus, dan kelompok
rangkaian gerak bersenjata tongkat panjang yang terdiri dari
empat jurus. Jadi semuanya berjumlah empat belas jurus yang terdiri dari seratus
gerakan dan harus dilakukan selama 3 menit. Pada kesempatan ini ditampilkan
rangkaian pertama Jurus Tunggal tangan kosong. Pada edisi mendatang akan dibahas
pula peragaan menggunakan golok dan tongkat panjang. (Graspuzi)
Sikap awal, kedua tangan
dilipat di depan pusar dengan
posisi pergelangan tangan kiri
digenggam oleh tangan
kanan. Pandangan lurus ke
depan. (foto 0)
Kaki kiri mundur membentuk
kuda-kuda lurus dengan titik
berat di tengah badan.
Bersamaan dengan itu putar
tangan kiri di samping kiri
badan dengan gerakan
melingkar ke atas diikuti
dengan pandangan mata,
sementara tangan kanan
mengikuti putaran tangan kiri
dengan gerakan melingkar ke
bawah (foto 1a).
Tanpa berhenti lanjutkan
putaran tersebut, tangan kiri
diturunkan ke bawah
sementara tangan kanan
dengan telapak terbuka
menghadap ke atas
digerakkan ke depan melalui
bagian dalam tangan kiri.
Posisi akhir punggung
telapak tangan kiri menempel
di bawah sikut kanan.
Pandangan lurus ke depan
(foto 1b).
Geser kaki kiri ke depan Angkat kaki kanan sambil Langkahkan kaki kanan lurus
sampai rapat ke kaki kanan.
Tarik tangan kanan sedikit ke
belakang dan di depan kening
lakukan tepukan punggung
telapak tangan kanan yang
berada di bawah dengan
telapak tangan kiri yang
berada di atas (foto 2a).
menggerakkan kedua telapak
tangan melalui belakang
kepala dan berhenti di depan
dada (foto 2b).
ke depan membentuk kudakuda
lurus dengan titik berat
disimpan di kaki depan,
lakukan dorongan dengan
kedua telapak tangan ke
depan (foto 2c).
Gerakkan tangan kanan ke
bawah sikut kiri diikuti
pandangan mata (foto 3a).
Lakukan tangkapan dengan
tangan kanan yang
dilanjutkan dengan tarikan ke
pinggang kanan, sementara
telapak tangan kiri melakukan
gerak mematahkan ke arah
kanan dan berhenti di depan
rusuk kanan (foto 3b).
Luruskan kedua tangan ke
depan agak menyerong ke
atas dengan posisi telapak
tangan menghadap ke bawah
(foto 4a).
Tarik kedua tangan sambil
dikepal dengan punggung
kepalan berada di bawah,
bersamaan dengan itu
lakukan dengkulan
menggunakan lutut kiri. Posisi
lutut berada di tengah kedua
kepalan tangan (4b).
Lakukan lompatan di tempat
sambil melakukan tendangan
lurus ke depan menggunakan
kaki kanan. Posisi tangan
kanan lurus ke bawah sambil
mengepal, sementara tangan
kiri dengan telapak terbuka
menyilang di depan dada
(foto 5).
Turunkan kaki kanan ke
depan arah serong kanan.
Tarik kepalan tangan kanan
ke pinggang kanan,
sementara tangan kiri dengan
telapak terbuka menyilang di
depan dada. Pandangan
menuju ke arah kiri (foto 6a).
Putar badan ke kiri, titik berat
dipindahkan ke kaki kiri.
Bersamaan dengan itu
lakukan tangkisan keluar
menggunakan tangan kiri
Pindahkan titik berat ke
tengah badan sambil
merendahkan kuda-kuda.
Bersamaan dengan itu tarik
kepalan tangan kanan ke
sambil melakukan pukulan
lurus ke depan dengan
menggunakan tangan kanan
(foto 6b).
pinggang kanan sambil
melakukan dorongan
menggunakan telapak tangan
kiri ke depan. Gerakan ini
dilakukan dengan perlahan
(foto 7)
JURUS BERSENJATA GOLOK
Setelah selesai memperagakan jurus tangan kosong, sebagai
lanjutannya diperagakan jurus bersenjata golok. Golok atau
parang yang dipergunakan berukuran antara 30 cm s.d. 40 cm.
Jurus bersenjata golok semuanya berjumlah tiga rangkaian.
Biasanya ketika pesilat mulai memegang golok, peragaan telah
berjalan sekitar satu setengah menit. Pada kesempatan ini akan
ditampilkan rangkaian pertama jurus golok. (Graspuzi)
Setelah mengambil golok,
berdiri dan mundur tiga
langkah membentuk kudakuda
silang depan kaki
kanan di depan. Golok
dipegang tangan kanan
dan berada di belakang
Angkat kaki kanan.
Bersamaan dengan itu
lakukan sikap pasang dengan
menggerakkan golok diagonal
ke bawah sehingga berada di
depan badan. (foto 2)
Turunkan kaki kanan ke
samping kanan. Bersamaan
dengan itu lakukan tebangan
ke arah luar. (foto 3a).
setinggi bahu. (foto 1).
Putar badan ke kiri sambil
melakukan tebangan ke
arah dalam, sementara
tangan kiri dengan telapak
terbuka menyilang di
depan dada. Pandangan
mengikuti gerakan golok.
(foto 3b).
Kaki kanan melangkah ke
arah serong kiri dengan
menggunakan langkah silang,
sementara tangan kiri dengan
telapak terbuka menyilang di
depan dada. (foto 3c).
Kaki kiri melangkah ke arah
serong kiri, titik berat berada
di kaki kiri sementara tangan
kiri dengan telapak terbuka
menyilang di depan dada.
(foto 3d).
Balikkan badan ke arah
serong kanan belakang
membentuk kuda-kuda
serong dengan titik berat
berada di kaki kanan,
bersamaan dengan itu
lakukan bacokan ke arah
luar. (foto 4).
Tarik kaki kanan sedikit ke
belakang, sambil menarik
golok sedikit ke belakang.
(foto 5a).
Geserkan lagi kaki kanan ke
depan, bersamaan dengan itu
lakukan tusukan ke depan.
(foto 5b).
Langkahkan kaki kiri ke
samping kiri sambil
menyilangkan golok di
depan dada. (foto 6a)
Berbalik kembali menghadap
ke depan membentuk kudakuda
tengah. Bersamaan
dengan itu lakukan tebangan
ke arah luar. (foto 6b).
Ayunkan golok ke arah kiri,
sementara tangan kiri dengan
telapak terbuka menyilang di
depan dada. (foto 7a).
Angkat kaki kanan sambil
melakukan tebasan ke bawah
arah luar. (foto 7b).
JURUS BERSENJATA TONGKAT/ TOYA
Setelah selesai jurus golok, maka sebagai lanjutannya akan
diperagakan cuplikan jurus bersenjata tongkat. Tongkat yang
dipergunakan terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara
150 cm s.d. 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm s.d. 3,5 cm.
Jurus tongkat semuanya berjumlah empat rangkaian yang
dimulai setelah akhir jurus bersenjata golok. Pada kesempatan
akan ditampilkan rangkaian pertama jurus tongkat. (Graspuzi)
Sumber:
http://duel.melsa.net.id/tunggalbaku02.html
http://duel.melsa.net.id/03jurustunggal.html
http://duel.melsa.net.id/04tunggalbaku.html
http://duel.melsa.net.id/05tunggalbaku.html
http://duel.melsa.net.id/tktanding02.html
http://duel.melsa.net.id/regang02.html
http://duel.melsa.net.id/03peregangan.html
http://duel.melsa.net.id/04peregangan.html

Ilmu Kebal


Para Kadang dan Adhek2 SH Terate sekalian pasti akan tertarik dengan judul kami di atas yang mungkin saja sangat menarik tetapi saya ingin mengingatkan pada Kadang dan Adhek2 sekalian bahwa ilmu kebal itu menarik dan menyesatkan atau bahkan hanya sebuah permainan trik dari orang2 pintar.

Sekilas saya akan menjelaskan rahasia dari ilmu kebal tersebut. Ilmu kebal adalah ilmu atau teknik yang digunakan agar anggota tubuh kita tidak akan terluka karena suatu hal seperti tergores pedang. Sehingga orang yang memiliki ilmu kebal tersebut akan selamat dan anggota tubuhnya tidak akan terluka. Tetapi ilmu kebal itu dapat dilakukan oleh orang2 biasa (yang tidak mengikuti aliran bela diri mana pun), jika mereka mengetahui kunci dan triknya. Mari saya tunjukkan trik dan kuncinya, ilmu kebal yang biasanya dipertunjukkan oleh aliran beladiri tertentu tidaklah nyata itu hanya trik belaka (kalau ilmu kebalnya berasal dari makhluk halus (jin/setan) lain ceritanya). Pedang yang akan digunakan telah dipesan khusus untuk pertunjukkan tersebut. Bagian dekat gagang pedang dibuat tajam (panjang bagian yang tajam dapat diperkirakan sendiri) dan selanjutnya sampai bagian ujung p[edang dibuat tumpul. Saat uji coba dengan memotong kayu ataupun semangka digunakanlah bagian pedang yang tajam tersebut dan saat akan digunakan pada tubuk seseorang digunakan bagian yang tumpul. Dengan sedikit variasi gerakan maka trik pedang itu tak mudah diketahui.
Baiklah Kadang dan Adhek2 SH Terate sekian dulu lain kali Saya lanjutkan lagi dengan tema yang lebih menarik.

Sejarah PSHT


Manusia dapat dihancurkan
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri

Falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada "persaudaraan" yang kekal dan abadi.
Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.

Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini - red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.

Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda - karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.

Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.

Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan "Harta Jaya" semacam perkumpulan koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.

Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.

Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama "Djojo Gendilo Cipto Mulyo".

Masuk Sarikat Islam.

Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau - Kodya Madiun Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.

Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata "Pencak" hingga tinggal "SH Sport Club". Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.

Ditangkap Belanda.

Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada tahun 1925 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.

Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.

Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942 bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama menjadi "SH Terate". Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang tokoh Indonesia Muda.

Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH Terate yang semenjak berdirinya berstatus "Perguruan Pencak Silat" dirubah menjadi organisasi "Persaudaraan Setia Hati Terate". Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.

Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai "Pahlawan Perintis Kemerdekaan" atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda.

Profile PSHT

23 Februari 2010


Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun dengan berani menghadang kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukuman kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate.

Persaudaraan Setia Hati Terate dalam perkembangannya dibesarkan oleh RM Imam Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Sebelum menjadi kadhang SH dan mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo Oetomo magang sebagai guru di SD Banteng Madiun. Tidak betah menjadi guru, bekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen. Tahun 1906 keluar dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan terakhir sebagai Ajudan Opsioner Pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah selatan Madiun). Pada tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun. Tahun 1917 masuk menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo, pendiri Persaudaran Setia Hati. Pada tahun ini bekerja di stasiun kereta api Madiun hingga menjabat Hoof Komisaris. Tahun 1922 bergabung dengan Sarekat Islam dan mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, yang kemudian berkembang sampai ke daerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan Yogyakarta.

Tahun 1925, ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang, kemudian dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat selama 15 tahun. SH PSC dibubarkan Belanda karena terdapat nama "pencak". Setelah pulang dari masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSC dan untuk menyesuaikan keadaan, kata "pencak" pada SH PSC menjadi "pemuda". Kata "pemuda" semata-mata hanya untuk mengelabui Belanda agar tidak dibubarkan. Bertahan sampai tahun 1942 bersamaan dengan datangnya Jepang ke Indonesia.

Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate. Pada waktu itu SH Terate bersifat perguruan tanpa organisasi.

Tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono,dan lain-lain mengadakan konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasil konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat perguruan diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono. Kemudian secara berturut-turut:

· Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad Irsyad.
· Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
· Tahun 1977-1984, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Badini.
· Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji Boedi Harsono.
· Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT dipimpin oleh Ketua Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.

Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati "Terate" ini, sebelumnya seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam, merah muda, hijau dan putih kecil. Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calon saudara.

Selama dalam proses latihan pencak silat, seorang pelatih/warga (saudara SH) juga memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa.

Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap sebagai warga atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan pengesahan yang dikecer oleh Dewan Pengesahan. Dewan pengesahan ini termasuk saudara SH yang "terbaik dari yang terbaik" yang dipilih melalui musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut berlangsung pada bulan Syura. Adapun sarat yang harus disediakan dalam pengeceran antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah ditentukan.

Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani dan rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah, petunjuk-petunjuk secara mendalam dan luas. Saudara SH yang baru disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara tingkat I (erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam tiga jenis tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap), tingkat III (derde trap).

Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus pencak silat yang merupakan warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu ke-SH-an yang dapat diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap. Jurus-jurus tersebut merupakan ramuan dari beberapa aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranya dari Jawa Barat, Betawi (Jakarta), dan Minangkabau.

Khadang SH Terate tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di beberapa negara seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratif mulai dirintis pencatatan jumlah saudara pada tahun 1986. Sehingga jumlah saudara mulai tahun 1986 - 1999 sebanyak 108.267